Friday, February 17, 2017

Beelzebub





Beelzebub atau Beel-Zebub (/biːˈɛlzɪbʌb/ bee-el-zə-bub or /ˈbiːlzɪbʌb/ beel-zə-bub; bahasa Ibrani: בַּעַל זְבוּב, Baʿal Zəvûv; bahasa Arab: بعل الذباب, Ba‘al adh-Dhubāb) adalah nama kontemporer untuk setan.

Dalam sumber-sumber kekristenan dan Alkitab, Beelzebub adalah nama lain setan.

Dalam demonologi Kristen, ia adalah salah satu dari tujuh pangeran neraka berdasarkan pendapat Katolik mengenai neraka. Buku Dictionnaire Infernal menggambarkan Beelzebub sebagai seekor lalat bersifat iblis yang juga terkenal sebagai "Lord of the Flies" (bahasa Indonesia "Tuhan Lalat").



Sumber nama Beelzebub terdapat pada 2Kings 1:2-3,6,16:NIV-2 Kings 1:2-3, 6, 16. Ba‘al Zəbûb secara beragam dimengerti sebagai "tuhan lalat" atau "tuhan rumah (surga)".Awalnya nama salah satu dewa bangsa Filistin,[9] Ba'al, yang berarti "Tuhan" dalam bahasa Ugaritik, digunakan dengan dihubungkan dengan suatu nama deskriptif satu dewa tertentu. Septuaginta menerjemahkan nama tersebut sebagai Baalzebub (βααλζεβούβ) dan Baal muian (βααλ μυιαν, "Baal lalat"), tapi Symmachus Sang Ebionite mungkin telah membayangkan tradisi dari nama kuno yang ofensif ketika ia menerjemahkannya sebagai Beelzeboul

Dalam Testamen Salomo, Beelzebul (bukan Beelzebub) muncul sebagai pangeran setan dan mengatakan (6.2) bahwa ia dahulu adalah malaikat surgawi yang unggul yang (6.7) terkait dengan bintang Hesperus (yang merupakan nama Yunani normal untuk planet Venus (Αφροδíτη) sebagai bintang malam). Kelihatannya, Beelzebul di sini secara sederhana adalah Lucifer. Beelzebul mengklaim sebagai penyebab kebinasaan melalui tirani, penyebab setan disembah di antara manusia, pembangkit syahwat pemuka agama, penyebab kecemburuan di perkotaan dan pembunuhan, dan pemicu perang. Testamen Salomo adalah sebuah karya pseudopigrafa Perjanjian Lama pseudepigraphical yang konon ditulis oleh Raja Salomo. Dalam testamen itu, Salomo sebagian besar menggambarkan atau menjelaskan demon-demon tertentu yang ia perbudak untuk membantu membangun kuilnya, dengan interpolasi Kristen substansial.

Sosok Beelzebub yang sebelumnya merupakan sosok ilahi mengalami pergeseran drastis dalam tradisi perjanjian baru dimana nama ini sering dikaitkan dengan sosok setan. Kemungkinan peralihan ini merupakan pengaruh dari sumber tradisi Yahudi yang tidak diketahui asal-usulnya yang memberikan julukan pangeran iblis kepada Beelzebub. Kata Beelzebub digunakan juga dalam terjemahan Suryani Alkitab dan Latin Vulgata untuk merujuk pada sosok setan, sama halnya dengan Alkitab King James version. Dengan demikian, peralihan Beelzebu ke sosok setan berkembang biak di wilayah-wilayah dominasi kristiani.



Beelzebu juga ditemukan dalam karya-karya apokrif. Pada kitab perjanjian Sulaiman Beelzebul muncul sebagai sosok pangeran iblis yang mengatakan bahwa sebelum kejatuhannya dia merupakan sosok malaikat surga mengurus bintang Hesperus, nama Yunanu untuk Venus, bintang fajar. Kutipan ini berhubungan juga dengan sosok Lucifer yang juga dijuluki bintang fajar. Dengan demikian, dugaan kesamaan sosok Beelzebul dengan iblis atau setan semakin kuat. Dalam tulisan itu, Beelzebul mengaku sebagai penyebab kehancuran melalui tirani, menggoda manusia memuja iblis, membangkitkan perasaan birahi pada para pendeta, menyebabkan kecemburuan dan pembunuhan, dan membawa peperangan. Dalam surat-surat pilatus atau dikenal juga dengan Injil Nikodemus, Beelzebul atau Beelzebub muncul setelah Yesus mengendalikan Pangeran Setan dan mengusirnya kembali ke Neraka. Dengan demikian, nama Beelzebul digunakan juga untuk Hades—personifikasi dunia bawah—sekaligus untuk julukan setan.



Pada karya-karya kristiani berikutnya, Beelzebub biasanya digambarkan sebagai sosok penguasa neraka. Dia diyakini berasal dari order malaikat Kerubim sebelum kejatuhannya. Menuru Okutis Johanees Wierus, Beelzebub merupakan letnan pemimpin ketika terjadi pemberontakan Lucifer di surga. Selain itu, Beelzebub juga ditempatkan sejajar dengan tiga malaikat utama yang jatuh yaitu Lucifer dan Leviathan, dimana dia dikaitkan dengan dosa kesombongan dan keserakahan. Dalam karyanya, Paradise Lost, Milton menempatkan Beelzebub sebagai tingkat dua Kerubim yang jatuh. Dia menulis, dari dia kecuali setan (Lucifer) memiliki tempat tertintinggi. Sosok ini juga dibentuk untuk menistakan trinitas agung yanitu Beelzebub, Lucifer, dan Astaroth. Pendeknya, sepanjang perjalana sejarah dan penafsiran manusia sosok Beelzebub yang sebelumnya merupakan sosok suci ilahi sembahan bangsa Palestina berubah menjadi sosok Iblis nista neraka.



0 komentar:

Post a Comment