Friday, February 17, 2017

Agartha Kota Legendaris Yang Berada Di Inti Bumi





Agartha (kadang-kadang Agartta, Agharti, Agarta atau Agarttha) adalah kota legendaris yang dikatakan berada di inti bumi .It berkaitan dengan kepercayaan dalam bumi berongga dan merupakan subjek populer di esoterisme.

abad kesembilan belas okultis Perancis Alexandre Saint-Yves d'Alveydre menerbitkan akun pertama "terpercaya" Agartha di Europe.According dia, dunia rahasia "Agartha" dan semua kebijaksanaan dan kekayaan "akan dapat diakses bagi seluruh umat manusia, ketika agama Kristen hidup sampai perintah-perintah yang pernah disusun oleh Musa dan Allah ", yang berarti" ketika Anarchy yang ada di dunia kita digantikan oleh Synarchy. " Saint-Yves memberikan deskripsi yang hidup dari "Agartha" dalam buku ini seolah-olah itu adalah tempat yang benar-benar ada, terletak di pegunungan Himalaya di Tibet. Versi Saint-Yves 'dari sejarah "Agartha" didasarkan pada "mengungkapkan" informasi, artinya diterima oleh Saint-Yves dirinya melalui "attunement". [rujukan?]



Penjelajah Ferdynand Ossendowski menulis sebuah buku pada tahun 1922 berjudul Beasts, Men dan Dewa. Dalam buku tersebut, Ossendowski menceritakan sebuah kisah yang disampaikan kepadanya tentang suatu kerajaan bawah tanah yang ada di dalam bumi. kerajaan ini dikenal dengan umat Buddha sebagai Agharti.

Agharta, kota bawah tanah yang dibangun Atlantis sebagai tempat pengungsi yang disebabkan oleh peperangan, dan teori Huguenin menyebutkan bahwa piring terbang meruapakan pesawat Atlantis yang dibawa ke Dunia Subterranean sebelum terjadinya bencana yang menenggelamkan Atlantis. Melalui lubang di kutub, pintu yang mampu membawa seseorang menuju ke wilayah lain di Walhalla, istana emas kota Shamballah, ibukota Agharta dunia bawah tanah. Migrasi orang-orang Atlantis ke dunia bawah sebelum kehancuran Atlantis yang disebut dalam mitologi Teutonik sebagai Gotterdamerung atau 'Twilight Of The Gods'.



Beberapa mitos menceritakan sekelompok orang yang selamat dibawa oleh Nuh telah mengungsi didataran tinggi Brazil, disebut-sebut sebagai koloni Atlantis, dimana mereka membangun kota bawah tanah yang terhubung melalui terowongan untuk mencegah kehancuran yang disebabkan radioaktif dan banjir. Menurut catatan Plato, Atlantis tenggelam disebabkan serangkaian bencana sekitar 11,500 tahun yang lalu. Sekitar empat juta penduduk kehilangan nyawa, mereka yang lebih spiritual telah diperingatkan untuk segera melarikan diri ke Brasil, keturunan mereka masih tinggal di kota-kota bawah tanah.

Sisa-sisa pertempuran Atlantis dan Lemuria masih ada di permukaan, yaitu Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Dtaran Cina, Bagian selatan Australia, dan Gurun di AS.
Selain itu Jansen juga berhasil mengetahui terdapat beberapa titik yang dipercaya menghubungkan Agharta dengan permukaan. Beberapa area tersebut di antaranya

Iguacu Falls, perbatasan antara negara Brazil dan Argentina.

Pyramid of Giza, di Mesir.

Segitiga Bermuda.

Kutub Utara dan Selatan,
Gua Mommoth Kentucky, di wilayah selatan Kentucky, Amerika Serikat

Gunung Shasta, California, Amerika Serikat – kota Agharthean diduga terhubung dari bawah gunung ini.

Manaus, di Brazil.
Mato Grosso, Brasil – dipercayai kota Posid terletak di bawah dataran ini.

Mongolia – kota bawah tanah Shingwa diduga ada di bawah perbatasan wilayah Mongolia dan Cina.

Gunung Epomeo, di Italia.

Pegunungan Himalaya,
Tibet – pintu masuk yang diperkirakan dijaga oleh para rahib Hindu.

King Solomon’s Mines
Rama, India di bawah kota ini memang terdapat sebuah kota bawah tanah yang sudah lama hilang bernama Rama.

Salah satu pemukim Jerman di Santa Catarina, Brasil, pernah menulis dan menerbitkan buku dalam bahasa Jerman tua, buku ini menggambarkan bumi berongga dengan matahari di tengahnya. Interior bumi disebutkan berpenghuni, bebas penyakit, ras berumur panjang dan memakan buah-buahan. Dunia bawah tanah ini terhubung melalui terowongan dipermukaan bumi, terbuka di Santa Catarina dan disekitar Brasil Selatan.



Penjelajah Rusia, Ferdinand Ossendowski pernah menulis sebuah buku berjudul 'Beasts, Men and Gods', disebutkan bahwa terowongan yang mengelilingi bumi berada dibawah Pasifik dan Samudra Atlantik yang dibangun penduduk dari peradaban pra-glasial Hyperborean yang berkembang didaerah kutub pada saat iklim masih tropis. Ras manusia ini memiliki kekuatan ilmiah dari suatu tatanan yang unggul, dan penemuan yang luar biasa, termasuk mesin terowongan yang saat ini belum terpecahkan.

Lebih dari enam ribu tahun yang lalu, orang suci menghilang ke bumi disertai dengan suku orang dan tidak pernah kembali ke permukaan. Dunia bawah juga dikunjungi orang lain seperti Cakya-Muni, Undur-Ghengen Paspa, Baber dan lain-lain, tidak ada yang tahu dimana mereka menemukan pintu masuk, beberapa sumber mengatakan di Afghanistan, ataupun India.

Banyak penguasa Ourga dan Lhasa mengirim duta kepada Raja Dunia Bawah, tetapi mereka tidak bisa menghubunginya. Tetapi seorang kepala Tibet, setelah pertempuran dengan Olets, datang ke sebuah gua dan menuliskan prasasti yang berbunyi 'Pintu ini menuju ke Agharta'. Chang Chum Ungern mengirim Pangeran Pounzig sebagai duta besar untuk Raja Dunia Bawah, dia kembali dengan surat yang ditujukan untuk Dalai Lama Lhasa. Kemudian Chang Chum ingin mengirim surat untuk kedua kalinya, tapi duta itu tidak pernah kembali.

Teori Bumi Berongga

Pada tahun 1869, dokter Cyrus Teed mengungkapkan hipotesis Bumi berongga, bahwa manusia hidup dipermukaan Bumi, dan alam berputar dalam interior Bumi berongga yang disebut Koreshanity. Kemudian Teed mendirikan sebuah kultus agama pseudo yang disebut persatuan Koreshan berdasarkan konsep kosmologis yang tidak biasa. Pada tahun 1913, Marshall B Gardner pernah menerbitkan sebuah buku berjudul "A Journey to the Earth’s Interior" mengklaim bahwa bagian dalam bumi berlubang dan memiliki matahari, menurutnya bagian dalam bumi bisa dilalui dari kutub utara dan selatan.

Teori bumi berongga juga dikaitkan dengan Hitler dan Nazi Jerman, Nazi meyakini praktek okultisme termasuk astrologi, ramalan Nostradamus, dan teori bumi berongga atau Hohlweltlehre. Menurut kisah, Nazi pernah mengirim sekelompok ekspedisi dibawah pimpinan seorang ahli sinar inframerah, Heinz Fischer. Mereka menuju ke pulau Rugen di Baltik pada bulan April 1942, dimana salah satu tujuan misi tersbut untuk memastikan keberadaan Bumi berongga dan memata-matai armada Inggris.




Admiral Richard E Byrd dari Angkatan Laut Amerika Serikat terbang ke Kutub Utara pada tahun 1926 dan ke Kutub Selatan pada tahun 1929. Dalam buku harian yang ditulis Byrd menceritakan bahwa dirinya memasuki interior bumi dan bepergian diatas pegunungan dengan pemandangan hijau. Setelah menyeberangi danau bawah tanah dan sungai, dia menemukan kehidupan yang menyerupai hewan prasejarah, menemukan kota dan peradaban yang makmur dalam rongga Bumi.

Pada awal tahun 1939, ekspedisi kapal selam Nazi berhasil mengeksplorasi wilayah yang belum dipetakan di Antartika. New Swabia (Neuschwabenland), merupakan nama kartografi wilayah Antartika, diduga koloni Nazi pernah didirikan diwilayah ini. Pulau Rothschild sepanjang 39 kilometer tertutup es juga diduga berada di Antartika. Sementara menurut Rodney Cluff mengakui bahwa dirinya memmpunyai salinan surat yang diduga dikirim dari Karl Unger kapal U-boat 209 dipimpin Heinrich Brodda, disebutkan bahwa mereka telah mencapai alam bawah.



Setahun setelah Perang Dunia II, pada tahun 1947, Admiral Richard E Byrd dikabarkan memimpin 4000 pasukan militer AS, Inggris dan Australia untuk menginvasi wilayah Nazi di Antartika. Pada tanggal 5 Maret 1947 surat kabar El Mercurio, Santiago - Chili, menerbitkan artikel yang mengutip ucapan Byrd dalam sebuah wawancara dengan Lee van Atta 'On Board the Mount Olympus on the High Seas':

Admiral Byrd menyatakan bahwa hari ini dianggap penting bagi Amerika Serikat untuk memulai langkah-langkah pertahanan langsung terhadap wilayah permusuhan. Selain itu, Byrd menyatakan bahwa dia tidak ingin terlalu menakut-nakuti orang, tetapi kenyataan pahit bahwa dalam kasus perang baru daratan Amerika Serikat akan diserang oleh benda terbang yang mampu terbang dari kutub ke kutub dengan kecepatan luar biasa.


Sebelumnya tokoh-tokoh ternama, seperti Plato, Galileo, Edmund Halley, dll pernah membuat teori yang menyatakan kemungkinan keberadaan kehidupan dunia bawah tanah (hollow earth) beserta dengan perhitungan dan pendapat mereka masing-masing.

Sebenarnya masih banyak lagi legenda-legenda masyarakat yang berkaitan bahkan menyebutkan adanya kehidupan di dunia bawah (hollow earth), seperti Nagas-legenda dari india, dsb.

Sejauh ini belum ada penyelidikan lebih lanjut di titik-titik yang disebutkan tadi. Yang anehnya lagi, banyak kesaksian penduduk sekitar yang sering melihat UFO didaerah yang disebutkan diatas. Apakah ada hubungannya antara UFO dan Agharta?



Tetapi akhir dari Misteri Kota Bawah Tanah ini tetaplah jadi sebuah misteri, tak ada atau belum ada kepastian dari para ahli akan kenyataan kota yang ada di hollow earth ini, dan tuhan menyimpannya sebagai sebuah misteri dan keajaiban ,dan saatnya akan terbuka jika itu benar benar ada.



0 komentar:

Post a Comment